LAPORAN
PRAKTIKUM
EKOLOGI
UMUM
PERCOBAAN VII
METODE
SAMPLING UNTUK MENDUGA
POPULASI
HEWAN BERGERAK
NAMA : BASRAWATI DAMING
NIM : H41113311
KELOMPOK : VII (TUJUH) B
HARI/
TANGGAL : SELASA/ 04 MARET 2014
ASISTEN : YULIANI
SUCI MUSLIMAH
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar
Belakang
Populasi yang besar umumnya masih dapat
dibagi lagi menjadi beberapa “Demes” atau “populasi lokal” yang merupakan
sekelompok kecil individu populasi yang saling berkembang biak, tanpa adanya
faktor pembatas yang agak ekstrim membatasinya dalam berinteraksi. Meskipun
satuan utama suatu populasi adalah individu dari makhluk hidup tetapi studi
yang mendalam mengenai individu dalam populasi tidak akan banyak membantu
seseorang untuk memahami seperti apakah sebenarnya populasi itu. Setiap
populasi memiliki suatu kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu yang
membangun populasi. Kekhasan dasar dari suatu populasi yang menarik bagi para
ilmuwan atau peneliti (ekologiawan) adalah ukuran dan kerapatannya. Jumlah
individu dalam suatu populasi mencirikan ukurannya sedangkan jumlah individu dalam satuan area atau dalam satuan volume
tertentu mencirikan kepadatannya (Umar, 2014).
Tidak mungkin
bagi kita untuk menghitung setiap individu yang terdapat di alam suatu populasi
ataupun di dalam suatu komunitas. Dalam mempelajari populasi ataupun komunitas biasanya dilakukan dengan cara mengambil sampel (contoh) atau
sebagian kecil individu dari populasi atau komunitas tersebut barulah dapat
ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau tentang komunitas yang sedang
dipelajari. Dalam penarikan contoh
(sampling) harus menggunakan metode sampling yang tepat sebab bila tidak, hasil yang akan diperoleh akan bias (Umar, 2014).
Dalam
menduga populasi hewan bergerak terdapat dua metode dasar yaitu metode
capture-recapture dan metode removal sampling. Metode capture-recapture
merupakan metode dengan sistematika pelaksanaan tangkap serangga – tandai – lepas – tangkap kembali –
identifikasi – lepas sedangkan pada metode removal sampling penangkapan
serangga dilakukan tanpa pengembalian, sistematikanya adalah tangkap serangga –
tidak lepas – tangkap – tidak lepas (Umar,
2014).
Untuk
mengetahui bagaimana perbedaan populasi dari suatu tempat/lokasi yang berbeda
serta untuk melatih para mahasiswa dalam menggunakan peralatan sederhana dalam menduga
poplasi hewan bergerak.
Maka
dilakukanlah percobaan ini.
I.2. Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Untuk
menduga atau mengetahui populasi dari suatu areal dengan menggunakan metode
Lincoln-Peterson dan metode Zippin.
2.
Untuk
melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik sampling organisme dan
rumus sederhana dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.
I.3. Waktu
dan Tempat Percobaan
Percobaan
Metode Sampling Biotik untuk menduga Populasi Hewan bergerak di lakukan pada
hari Selasa, tanggal 25 Maret 2014 pukul 14.00 WITA bertempat di
Laboratrorium Biologi Dasar, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin,
Makassar dan pengambilan sampel dilakukan pada hari Senin dan selasa
tanggal 24 dan 25 Maret 2014 pukul
05.30-07.30 WITA bertempat di depan
mesjid kampus Universitas Hasanuddin,
Makassar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suatu
populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir digolongkan sebagai spesies
yang sama. Sampai saat ini kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu
kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling
mengawini dan menghasilkan keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing
spesies memiliki suatu wilayah geografis
tempat individu tersebar secara tidak merata tetapi pada umumnya terpusat pada
beberapa terlokalisir. Suatu populasi mungkin terisolasi dari populasi
lain yang berspesies sama dan jarang sekali dapat mempertukarkan materi
genetiknya. Namun demikian populasi tidak selalu terisolasi juga tidak harus memiliki perbatasn yang
jelasn (Campbell dkk, 2003).
Ukuran
populasi umumnya bervariasi dari waktu biasanya mengikuti dua pola. Beberapa
populasi mempertahankan ukuran poulasi yang relatif konstan sedangkan pupolasi
lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu
eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu (Naughton,
1973).
Sejak
dari munculnya variasi jenis organisme di bumi, muncul pula karakteristik dari
setiap kelompok yang selalu ingin hidup bersama diantara sesama jenisnya sehingga hampir semua jenis organisme di bumi
dijumpai sering hidup berkelompok. Untuk lebih memahami suatu populasi maka
perlu diketahui karakteristik yang dimiliki populasi seperti kepadatan
(Density), kelahiran (Natali), kematian (Mortality), pesebaran umur, bentuk pertumbuhan, fluktuasi populasi,
penyebaran populasi dan interaksi populasi (Umar, 2014).
Kematian (Mortality) minimum
adalah kematian individu dalam populasi
pada kondisi lingkungan yang ideal sehingga kematian semata-mata hanya
disebabkan oleh faktor fisiologi organism. Kematian ekologi populasi adalah
kematian individu pada kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor pembatas
atau resistensi lingkungan (Umar, 2014).
Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak akan
membutuhkan waktu dan biaya yang lebih untuk mengukurnya. Karakteristik sampel
disebut statistik dalam hal ini parameter dari statistik harus diperhatikan
secara cermat. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini
berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara
proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample)
atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak
memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih.
Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari
karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat
sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil
yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus (Soegianto, 1994).
Penyebaran populasi merupakan pola
pergerakan individu-individu kedalam atau keluar dari populasi yang disebabkan
oleh dorongan mencari makan, menghindar dari predator, pengaruh iklim, terbawa
angin atau air, perilaku kawin dan faktor fisik lain. Penyebaran populasi dapat
terjadi melalui tiga cara (Umar,
2014) yaitu:
a. Emigrasi : merupakan pola pergerakan individu keluar dari daerah
populasinya ke tempat lain dan tinggal permanen di tempat barunya.
b. Imigrasi : merupakan pola penyebaran individu ke dalam suatau daerah
populasi lain dan individu tersebut menetap di tempat baru.
c. Migrasi : merupakan pola penyebaran individu dua arah,
ke luar dan masuk atau pergi dan datang secara periodik selama kondisi
lingkungan tidak menguntungkan sehingga individu suatu populasi akan berpindah
tempat.
Karakteristik dasar populasi adalah
besar populasi atau kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara
penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti
berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk
tersebut semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil
populasi pada rumus Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak
biasanya digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sederhana
untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat
seperti ikan, burung dan mamalia kecil (Resosoedarmo, 1990).
Terdapat dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung.
Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan misalnya untuk menghitung populasi
rumput di suatu kebun dapat digunakan metode kuadrat rumput untuk hewan yang relatif mudah
ditangkap dapat dilakukan dengan metode CMR atau Capture- Mark- Recapture dalam
bahasa indonesia adalah “ tangkap tandai dan tangkap kembali” (Resosoedarmo, 1990).
Metode sampling biotik hewan bergerak biasanya
digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sudah popular untuk
menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti
ikan, burung dan mamalia kecil. Metode ini ada beberapa cara yaitu (Sugianto,
1994) :
Metode Lincoln-Peterson
Metode ini pada dasarnya
menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari.
Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca kemudian
dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari
ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran
atau besarnya populasi (N) dengan rumus:
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n = jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R= Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap
kembali pada penangkapan kedua.
Metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan
menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode
capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku
(Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:
N=(1)(SE)
Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat
signifikasi)=0,05
Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat
tertentu (A) maka dihitung dengan rumus :
D=N/A
Metode Capture-recapture seringkali sulit digunakan
untuk menduga ukuran
populasi alami. Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode
capture-recapture pada kenyataannya sulit dilaksanakan di lapangan. Untuk
mengatasi masalah tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan salah
satunya adalah dengan cara pendugaan yang dilakukan tanpa melepaskan kembali
hewan yang telah disampling. Metode ini dikenal dengan nama removal sampling,
diantaranya (Umar, 2014) adalah :
Metode Zippin
Metode penggunaan Zippin dapat dilakukan dengan cara,
pada penangkapan pertama sejumlah hewan tidak dilepaskan kembali (n1) kemudian
dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak
dilepaskan kembali (n2) sehingga dengan menggunakan persamaan Zippin dapat
diduga populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2014).
Perhitungan
pendugaan populasi dengan metode Zippin sebagai berikut (Umar, 2014) :
N = (n1)2 / (n1 – n2)
Dengan :
N : Jumlah individu
n1
: Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak
dilepaskan lagi pada penangkapan pertama.
n2
: Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan
kedua
Selang Kepercayaannya :
N ± (t) (SE)
BAB III
METODE PENELITIAN
METODE PENELITIAN
III. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sweeping net, botol sampel,
pulpen dan kertas.
III. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta china dan sampel yang
akan diamati.
III. 3. Cara Kerja
1.
Cara pengambilan sampel
Cara kerja pada percobaan ini adalah
dengan menggunakan duan metode yaitu sebagai berikut:
A. Metode Lincoln-Peterson
1. Ditentukan suatua areal yang akan
diamati.
2. Dilakukan
penangkapan dengan hewan bergerak dengan menggunakan sweeping net, sweeping net
diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah) setelah
diayunkan jarring sweeping net digulung agar sampel yang telah tertangkap tidak
lepas.
3. Dilakukan dua
kali pengambilan di lokasi yang berbeda, sampel yang telah tertangkap di
keluarkan dari sweeping net kemudian dikumpulkan lalu setiap sampel kemudian diberi
tanda dengan tinta cina warna hitam setelah itu dilepaskan kembali. Penangkapan
kedua dilakukan setelah selang waktu 24 jam, dilakukan penangkapan dengan
sweeping net seperti pada penangkapan pertama.
Semua hewan yang telah tertangkap dikumpulkan dan
dihitung jumlahnya.
4. Diperiksa
apakah ada hewan yang ditandai pada penangkapan pertama tertangkap pada penangkapan kedua jika ada dihitung berapa jumlahnya dan
dicatat.
B. Metode Zippin
1. Ditentukan suatua areal yang akan diamati.
2. Dilakukan penangkapan dengan hewan
bergerak dengan menggunakan sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan
kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah).
3. Dilakukan dua kali
pengambilan di lokasi yang berbeda, kemudian menghitung berapa jumlah spesies
yang tertangkap.
2. Cara Analisis Data :
A. Metode
Lincoln-Peterson
a. Serangga
yang diperoleh kemudian dihitung dengan ketentuan M adalah jumlah individu yang
ditangkap pada penangkapan pertama dan ditandai, n adalah jumlah individu
tertangkap pada penangkapan kedua baik yang bertanda maupun tidak, dan R adalah
individu yang bertanda yang tertangkap pada penangkapan kedua.
b. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode Lincoln-Peterson.
B. Metode Zippin
a. Serangga yang terdapat di dalam
botol sampel 1 dan 2 kemudian dihitung sebagai nilai untuk n1 dan n2.
b. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Zippin.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Hasil
Pengamatan Metode Lincoln-Peterson
Tabel 1 Data Hasil
Pengamatan Metode Lincoln-Peterson
No.
|
Parameter
|
Jumlah
(n)
|
1.
|
M
|
55
|
2.
|
n
|
0
|
3.
|
R
|
0
|
Keterangan :
M = Jumlah individu
tertangkap pada penangkapan pertama yang ditandai.
n = Jumlah individu
tertangkap pada penangkapan ke II (bertanda dan tidak bertanda).
R = Jumlah individu
bertanda yang tertangkap pada penangkapan kedua.
IV.1.2 Hasil
Pengamatan Metode Zippin
Tabel 1 Data Hasil
Pengamatan Metode Lincoln-Peterson
No.
|
Parameter
|
Jumlah
(n)
|
1.
|
n1
|
40
|
2.
|
n2
|
0
|
Keterangan :
n1 = Jumlah
hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan pertama.
n2 = Jumlah
hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan kedua.
IV.2
Analisis Data
IV.2.1
Analisis Data Metode Lincoln-Peterson
a.
Jumlah total individu
N=
=
=
= ∞
b.
Kesalahan baku/ Standar eror (SE)
SE =
SE =
SE =
SE=
SE=
= ∞
c.
Selang kepercayaan
N ± (t) (SE) dimana t= 95% (1,96)
∞ ± (1,96) (∞)
∞ ± ∞ atau ∞ < N < ∞
IV.2.1
Analisis Data Metode Zippin
a.
Jumlah individu
N =
=
=
= 40
a.
Kesalahan baku
SE =
SE =
SE =
SE =
= 0
b.
Selang kepercayaan
N ± (t) (SE) dimana t= 95% (1,96)
40 ± (1,96) (0)
40 ± 0 atau 40 >N > 0
IV.2 Pembahasan
Populasi adalah
kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Metode yang biasa digunakan untuk
menduga populasi yaitu metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin. Metoda
Lincoln-Peterson adalah metode yang digunakan untuk menduga populai dengan cara
menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari,
individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah dibaca kemudian dilepaskan
kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari, dilakukan
penangkapan kembali dan dihitung yang bertanda dan tidak bertanda yang
tertangkap. Sedangkan metode Zippin dilakukan dengan cara penangkapan
pertama tidak dilepaskan kembali kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan
kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak dilepaskan kembali.
Dalam percobaan ini dilakukan
pengambilan sampel hewan bergerak dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson.
Dimana jumlah sampel yang didapat pada penangkapan pertama yang akan ditandai
(M) adalah 55
dan pada pengambilan sampel kedua hewan yang tertangkap bertanda dan tidak
bertanda (n) adalah 0 yang diantara hewan bergerak yang tertangkap kembali dan bertanda (R)
sebanyak 0,
mengapa hasil yang kami dapatkan 0 itu disebabkan karena kami lupa mengambil
sampel pada hari kedua jadi R kami juga mendapatkan hasil 0. Dari data tersebut, kita dapat menduga populasi
hewan bergerak yang ada di dekat Danau Universitas Hasanuddin sebanyak 0. Pada percobaan yang kami
lakukan memiliki nilai kesalahan baku (SE) yaitu ∞ dan selang kepercayaan dari data yang kami
dapatkan ialah ∞ ± ∞ atau ∞ < N > ∞.
Selain
menggunakan metode Lincoln-Peterson, dalam percobaan ini dilakukan pengambilan
sampel hewan bergerak dengan menggunakan metode Zippin. Dimana jumlah hewan
yang tertangkap dan tidak dilepasan kembali pada penangkapan pertama (n1)
adalah 40 dan jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada
penangkapan kedua (n2) adalah 0. Dari data tersebut, kita peroleh jumlah total
individu populasi (N) adalah 40. Pada percobaan yang kami lakukan memiliki nilai
kesalahan baku (SE) yaitu 0 dan selang kepercayaan dari data yang kami
dapatkan ialah 40 ± 0 atau 40 > N > 0.
Dari
percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
Lincoln-Peterson dan metode Zippin, kita dapat dengan mudah menduga jumlah
populasi hewan bergerak disuatu daerah. Namun dengan menggunakan metode ini
data yang kita dapatkan tidak valid atau hanya berupa dugaan saja.
BAB V
PENUTUP
V.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Metode
yang digunakan untuk menduga populasi yaitu metode Lincoln-Peterson dan metode
Zippin. Metoda Lincoln-Peterson dilakukan dengan cara tangkap – tandai – lepas
– tangkap kembali – lepas. Dan metode
Zippin dilakukan dengan cara tangkap - tidak dilepaskan – tangkap
kembali –tidak dilepaskan.
2.
Perhitungan pendugaan popolasi
dengan menggunakan rumus metode Lincoln-Peterson N=
, dan perhitungan pendugaan popolasi dengan
menggunakan rumus metode Zippin N=
.
V.2 Saran
Dalam
melakukan percobaan ini diperlakukan ketelitian dan kecermatan baik dalam
pengambilan sampel maupun dalam perhitungan, agar percobaan atau hasil
percobaan yang diperoleh tidak menyimpang.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil A, dkk., 2003, Biologi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Naughton, 1973, Ekologi
Umum edisi ke-2, Universitas
Gadjah Mada Press, Yogyakarta.
Odum,
Eugene, 1993, Dasar-Dasar Ekologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Resosoedarmo,
Soedjiran, 1990, Pengantar Ekologi, PT
Remaja Rosdakarya, Jakarta.
Soegianto,
Agoes, 1994, Ekologi Kuantitatif,
Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.
Umar, M. R.,
2013, Penuntun Praktikum Ekologi Umum,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar