Senin, 23 Maret 2015

METODE SAMPLING UNTUK MENDUGA POPULASI HEWAN BERGERAK

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM

PERCOBAAN VII
METODE SAMPLING UNTUK MENDUGA
POPULASI HEWAN BERGERAK
NAMA                       : BASRAWATI DAMING
NIM                            : H41113311
KELOMPOK            : VII (TUJUH) B
HARI/ TANGGAL   : SELASA/ 04 MARET 2014
ASISTEN                   : YULIANI
                                                  SUCI MUSLIMAH



 

















LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Populasi yang besar umumnya masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa “Demes” atau “populasi lokal” yang merupakan sekelompok kecil individu populasi yang saling berkembang biak, tanpa adanya faktor pembatas yang agak ekstrim membatasinya dalam berinteraksi. Meskipun satuan utama suatu populasi adalah individu dari makhluk hidup tetapi studi yang mendalam mengenai individu dalam populasi tidak akan banyak membantu seseorang untuk memahami seperti apakah sebenarnya populasi itu.  Setiap populasi memiliki suatu kekhasan yang tidak dimiliki oleh individu yang membangun populasi. Kekhasan dasar dari suatu populasi yang menarik bagi para ilmuwan atau peneliti (ekologiawan) adalah ukuran dan kerapatannya. Jumlah individu dalam suatu populasi mencirikan ukurannya sedangkan  jumlah individu dalam satuan area atau dalam satuan volume tertentu mencirikan kepadatannya (Umar, 2014).
              Tidak mungkin bagi kita untuk menghitung setiap individu yang terdapat di alam suatu populasi ataupun di dalam suatu komunitas. Dalam mempelajari populasi ataupun komunitas biasanya dilakukan dengan cara mengambil sampel (contoh) atau sebagian kecil individu dari populasi atau komunitas tersebut barulah dapat ditarik suatu kesimpulan tentang populasi atau tentang komunitas yang sedang dipelajari.  Dalam penarikan contoh (sampling) harus menggunakan metode sampling yang tepat sebab bila tidak,  hasil yang akan diperoleh akan bias (Umar, 2014).
              Dalam menduga populasi hewan bergerak terdapat dua metode dasar yaitu metode capture-recapture dan metode removal sampling. Metode capture-recapture merupakan metode dengan sistematika pelaksanaan tangkap serangga – tandai          – lepas – tangkap kembali – identifikasi – lepas sedangkan pada metode removal sampling penangkapan serangga dilakukan tanpa pengembalian, sistematikanya adalah tangkap serangga – tidak lepas – tangkap – tidak lepas     (Umar, 2014).          
              Untuk mengetahui bagaimana perbedaan populasi dari suatu tempat/lokasi yang berbeda serta untuk melatih para mahasiswa dalam menggunakan peralatan sederhana dalam menduga poplasi hewan bergerak.
              Maka dilakukanlah percobaan ini.
I.2. Tujuan percobaan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah:
1.       Untuk menduga atau mengetahui populasi dari suatu areal dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin.
2.      Untuk melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik sampling organisme dan rumus sederhana dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.

I.3. Waktu dan Tempat Percobaan
            Percobaan Metode Sampling Biotik untuk menduga Populasi Hewan bergerak di lakukan pada hari Selasa, tanggal 25 Maret 2014 pukul 14.00 WITA bertempat di Laboratrorium  Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar dan pengambilan sampel dilakukan pada hari Senin dan selasa tanggal  24 dan 25 Maret 2014 pukul 05.30-07.30  WITA bertempat di depan mesjid kampus Universitas Hasanuddin,
Makassar.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
              Suatu populasi adalah suatu kelompok individu terlokalisir digolongkan sebagai spesies yang sama. Sampai saat ini kita akan mendefinisikan spesies sebagai suatu kelompok populasi yang tiap individunya mempunyai potensi untuk saling mengawini dan menghasilkan keturunan yang subur di alam bebas. Masing-masing spesies memiliki suatu  wilayah geografis tempat individu tersebar secara tidak merata tetapi pada umumnya terpusat pada beberapa terlokalisir. Suatu populasi mungkin terisolasi dari  populasi  lain yang berspesies sama dan jarang sekali dapat mempertukarkan materi genetiknya. Namun demikian populasi tidak selalu terisolasi  juga tidak harus memiliki perbatasn yang jelasn (Campbell dkk, 2003).
              Ukuran populasi umumnya bervariasi dari waktu biasanya mengikuti dua pola. Beberapa populasi mempertahankan ukuran poulasi yang relatif konstan sedangkan pupolasi lain berfluktasi cukup besar. Perbedaan lingkungan yang pokok adalah suatu eksperimen yang dirangsang untuk meningkatkan populasi grouse itu (Naughton, 1973).
Sejak dari munculnya variasi jenis organisme di bumi, muncul pula karakteristik dari setiap kelompok yang selalu ingin hidup bersama diantara sesama jenisnya  sehingga hampir semua jenis organisme di bumi dijumpai sering hidup berkelompok. Untuk lebih memahami suatu populasi maka perlu diketahui karakteristik yang dimiliki populasi seperti kepadatan (Density), kelahiran (Natali), kematian (Mortality), pesebaran umur, bentuk pertumbuhan, fluktuasi  populasi, penyebaran populasi dan interaksi populasi (Umar, 2014).
Kematian (Mortality) minimum adalah kematian individu dalam populasi
pada kondisi lingkungan yang ideal sehingga kematian semata-mata hanya disebabkan oleh faktor fisiologi organism. Kematian ekologi populasi adalah kematian individu pada kondisi lingkungan yang dipengaruhi oleh faktor pembatas atau resistensi lingkungan (Umar, 2014).
Bila jumlah unsur populasi itu terlalu banyak akan membutuhkan waktu dan biaya yang lebih untuk mengukurnya. Karakteristik sampel disebut statistik dalam hal ini parameter dari statistik harus diperhatikan secara cermat. Metode pendugaan inilah yang dikenal sebagai teori sampling. Ini berarti sampel harus mencerminkan semua unsur dalam populasi secara proporsional. Sampel seperti itu dikatakan sampel tak bias (unibased sample) atau sampel yang representatif. Sebaliknya sampel bias adalah sampel yang tidak memberikan kesempatan yang sama pada semua unsur populasi untuk dipilih. Memang, sampel mungkin menunjukkan karakteristik yang menyimpang dari karakteristik populasi. Penyimpangan dari karakteristik populasi disebut galat sampling (sampling error). Jadi, galat sampling adalah perbedaan antara hasil yang diperoleh dari sampel dengan hasil yang didapat dari sensus       (Soegianto, 1994).
Penyebaran populasi merupakan pola pergerakan individu-individu kedalam atau keluar dari populasi yang disebabkan oleh dorongan mencari makan, menghindar dari predator, pengaruh iklim, terbawa angin atau air, perilaku kawin dan faktor fisik lain. Penyebaran populasi dapat terjadi melalui tiga cara             (Umar, 2014) yaitu:
a. Emigrasi : merupakan pola pergerakan individu keluar dari daerah populasinya ke tempat lain dan tinggal permanen di tempat barunya.
b. Imigrasi : merupakan pola penyebaran individu ke dalam suatau daerah populasi lain dan individu tersebut menetap di tempat baru.
c.  Migrasi :  merupakan pola penyebaran individu dua arah, ke luar dan masuk atau pergi dan datang secara periodik selama kondisi lingkungan tidak menguntungkan sehingga individu suatu populasi akan berpindah tempat.
Karakteristik dasar populasi adalah besar populasi atau kerapatan. Pengukuran kerapatan mutlak ialah dengan cara penghitungan menyeluruh yaitu cara yang paling langsung untuk mengerti berapakah makhluk yang di pertanyakan di sutau daerah adalah menghitung makhluk tersebut semuanya dan metode cuplikan yaitu dengan menghitung proporsi kecil populasi pada rumus Paterson. Untuk metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sederhana untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil (Resosoedarmo, 1990).
Terdapat dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung yaitu dengan perkiraan misalnya untuk menghitung populasi rumput di suatu kebun dapat digunakan metode kuadrat rumput untuk hewan yang relatif mudah ditangkap dapat dilakukan dengan metode CMR atau Capture- Mark- Recapture dalam bahasa indonesia adalah “ tangkap tandai dan tangkap kembali” (Resosoedarmo, 1990).
Metode sampling biotik hewan bergerak biasanya digunakan metode capture-recapture. Merupakan metode yang sudah popular untuk menduga ukuran populasi dari suatu spesies hewan yang bergerak cepat seperti ikan, burung dan mamalia kecil. Metode ini ada beberapa cara yaitu (Sugianto, 1994) :
Metode Lincoln-Peterson
Metode ini pada dasarnya menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari. Individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah di baca kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari ditangkap kembali dan dihitung yang bertanda yang tertangkap.
Dari dua kali hasil penangkapan dapat diduga ukuran atau besarnya populasi (N) dengan rumus:
N/M=n/R atau N=(M)(n)/R
Dengan:
N= besarnya populasi total.
M=jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan pertama.
n = jumlah induvidu yang tertangkap pada penangkapan kedua.
R= Individu yang bertanda dari penangkapan pertama yang tertangkap kembali pada penangkapan kedua.
Metode pendugaan populasi yang dilakukan dengan menarik sample, selalu ada kesalahan (Error). Untuk menghitung kesalahan metode capture-recapture dapat dilakukan dengan cara menghitung kesalahan baku (Standart Errror = SE nya)
SE= √(M)(n)(M-R)(n-R) : R3
Setelah diketahui SE nya dapat ditentukan selang kepercayaannya:
N=(1)(SE)
Dengan catatan, t=(df) Dalam table distribusi t Α(tingkat signifikasi)=0,05
Untuk menghitung kepadatan (d) populasi pada hewan disuatu habitat tertentu (A) maka dihitung dengan rumus :
D=N/A
Metode Capture-recapture seringkali sulit digunakan untuk menduga ukuran
populasi alami. Hal ini disebabkan karena asumsi-asumsi dalam metode capture-recapture pada kenyataannya sulit dilaksanakan di lapangan. Untuk mengatasi masalah tersebut, ada beberapa cara yang dapat dilakukan salah satunya adalah dengan cara pendugaan yang dilakukan tanpa melepaskan kembali hewan yang telah disampling. Metode ini dikenal dengan nama removal sampling, diantaranya     (Umar, 2014) adalah :
Metode Zippin
Metode penggunaan Zippin dapat dilakukan dengan cara, pada penangkapan pertama sejumlah hewan tidak dilepaskan kembali (n1) kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak dilepaskan kembali (n2) sehingga dengan menggunakan persamaan Zippin dapat diduga populasi hewan dalam suatu areal (Umar, 2014).
 Perhitungan pendugaan populasi dengan metode Zippin sebagai berikut (Umar, 2014) :
N = (n1)2 / (n1 – n2)
Dengan :
N  : Jumlah individu
n1 :  Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan lagi pada penangkapan pertama.
n2 : Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan kedua
Selang Kepercayaannya :
N ± (t) (SE)



BAB III
METODE PENELITIAN

III. Alat
            Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sweeping net, botol sampel, pulpen dan kertas.

III. Bahan
            Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah tinta china dan sampel yang akan diamati.
III. 3. Cara Kerja
1.   Cara pengambilan sampel
            Cara kerja pada percobaan ini adalah dengan menggunakan duan metode yaitu sebagai berikut:
A. Metode Lincoln-Peterson
1.  Ditentukan suatua areal yang akan diamati.
2.  Dilakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan menggunakan sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah) setelah diayunkan jarring sweeping net digulung agar sampel yang telah tertangkap tidak lepas.
3. Dilakukan dua kali pengambilan di lokasi yang berbeda, sampel yang telah tertangkap di keluarkan dari sweeping net kemudian dikumpulkan lalu setiap sampel kemudian diberi tanda dengan tinta cina warna hitam setelah itu dilepaskan kembali. Penangkapan kedua dilakukan setelah selang waktu 24 jam, dilakukan penangkapan dengan sweeping net seperti pada penangkapan pertama.
Semua hewan yang telah tertangkap dikumpulkan dan dihitung jumlahnya.
4.  Diperiksa apakah ada hewan yang ditandai pada penangkapan pertama  tertangkap pada penangkapan kedua  jika ada dihitung berapa jumlahnya dan dicatat.
B. Metode Zippin
1.  Ditentukan suatua areal yang akan diamati.
2. Dilakukan penangkapan dengan hewan bergerak dengan menggunakan sweeping net, sweeping net diayunkan kekanan dan kekiri setiap kali melangkah (± 10 langkah).
3. Dilakukan dua kali pengambilan di lokasi yang berbeda, kemudian menghitung berapa jumlah spesies yang tertangkap.
2. Cara Analisis Data :
A. Metode Lincoln-Peterson
a.  Serangga yang diperoleh kemudian dihitung dengan ketentuan M adalah jumlah individu yang ditangkap pada penangkapan pertama dan ditandai, n adalah jumlah individu tertangkap pada penangkapan kedua baik yang bertanda maupun tidak, dan R adalah individu yang bertanda yang tertangkap pada penangkapan kedua.
b. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson.
B.  Metode Zippin
a. Serangga yang terdapat di dalam botol sampel 1 dan 2 kemudian dihitung sebagai nilai untuk n1 dan n2.
b. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan metode  Zippin.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. 1 Hasil Percobaan
IV.1.1 Hasil Pengamatan Metode Lincoln-Peterson
Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Metode Lincoln-Peterson
No.
Parameter
Jumlah (n)
1.
M
55
2.
n
0
3.
R
0
Keterangan :
M = Jumlah individu tertangkap pada penangkapan pertama yang ditandai.
n = Jumlah individu tertangkap pada penangkapan ke II (bertanda dan tidak bertanda).
R = Jumlah individu bertanda yang tertangkap pada penangkapan kedua.
IV.1.2 Hasil Pengamatan Metode Zippin
Tabel 1 Data Hasil Pengamatan Metode Lincoln-Peterson
No.
Parameter
Jumlah (n)
1.
n1
40
2.
n2
0
Keterangan :
n1 = Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan pertama.
n2 = Jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan kedua.
IV.2 Analisis Data
IV.2.1 Analisis Data Metode Lincoln-Peterson
a.      Jumlah total individu
N= = = = ∞
b.     Kesalahan baku/ Standar eror (SE)
SE =   
SE =
SE =
SE=
SE= =  
c.      Selang kepercayaan
N ± (t) (SE)     dimana t= 95% (1,96)
∞ ± (1,96) (∞)
∞ ± ∞ atau ∞ < N <
IV.2.1 Analisis Data Metode Zippin
a.      Jumlah individu
N = = = = 40
a.      Kesalahan baku
SE =
SE =
SE =
SE = = 0
b.     Selang kepercayaan
N ± (t) (SE)     dimana t= 95% (1,96)
40 ± (1,96) (0)
40 ± 0  atau 40 >N > 0
IV.2 Pembahasan
Populasi adalah kumpulan individu dari suatu jenis organisme. Metode yang biasa digunakan untuk menduga populasi yaitu metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin. Metoda Lincoln-Peterson adalah metode yang digunakan untuk menduga populai dengan cara menangkap sejumlah individu dari suatu populasi hewan yang akan dipelajari, individu yang ditangkap kemudian diberi tanda yang mudah dibaca kemudian dilepaskan kembali dalam periode waktu yang pendek. Setelah beberapa hari, dilakukan penangkapan kembali dan dihitung yang bertanda dan tidak bertanda yang tertangkap. Sedangkan metode  Zippin dilakukan dengan cara penangkapan pertama tidak dilepaskan kembali kemudian dalam jangka waktu tertentu dilakukan kembali penangkapan kedua dan juga hewan tidak dilepaskan kembali.
            Dalam percobaan ini dilakukan pengambilan sampel hewan bergerak dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson. Dimana jumlah sampel yang didapat pada penangkapan pertama yang akan ditandai (M) adalah 55 dan pada pengambilan sampel kedua hewan yang tertangkap bertanda dan tidak bertanda (n) adalah 0  yang diantara hewan bergerak  yang tertangkap kembali dan bertanda (R) sebanyak 0, mengapa hasil yang kami dapatkan 0 itu disebabkan karena kami lupa mengambil sampel pada hari kedua jadi R kami juga mendapatkan hasil 0. Dari data tersebut, kita dapat menduga populasi hewan bergerak yang ada di dekat Danau Universitas Hasanuddin sebanyak 0. Pada percobaan yang kami lakukan memiliki nilai kesalahan baku (SE) yaitu ∞ dan selang kepercayaan dari data yang kami dapatkan ialah ∞ ± ∞ atau ∞ < N > ∞.
Selain menggunakan metode Lincoln-Peterson, dalam percobaan ini dilakukan pengambilan sampel hewan bergerak dengan menggunakan metode Zippin. Dimana jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepasan kembali pada penangkapan pertama (n1) adalah 40 dan jumlah hewan yang tertangkap dan tidak dilepaskan kembali pada penangkapan kedua (n2) adalah 0. Dari data tersebut, kita peroleh jumlah total individu populasi (N) adalah 40. Pada percobaan yang kami lakukan memiliki nilai kesalahan baku (SE) yaitu 0 dan selang kepercayaan dari data yang kami dapatkan ialah 40 ± 0 atau 40 > N > 0.
Dari percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin, kita dapat dengan mudah menduga jumlah populasi hewan bergerak disuatu daerah. Namun dengan menggunakan metode ini data yang kita dapatkan tidak valid atau hanya berupa dugaan saja.







BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.     Metode yang digunakan untuk menduga populasi yaitu metode Lincoln-Peterson dan metode Zippin. Metoda Lincoln-Peterson dilakukan dengan cara tangkap – tandai – lepas – tangkap kembali – lepas. Dan metode Zippin dilakukan dengan cara tangkap - tidak dilepaskan – tangkap kembali –tidak dilepaskan.
2.     Perhitungan pendugaan popolasi dengan menggunakan rumus metode Lincoln-Peterson N= , dan perhitungan pendugaan popolasi dengan menggunakan rumus metode Zippin N= .
V.2 Saran
            Dalam melakukan percobaan ini diperlakukan ketelitian dan kecermatan baik dalam pengambilan sampel maupun dalam perhitungan, agar percobaan atau hasil percobaan yang diperoleh tidak menyimpang.








DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A, dkk., 2003, Biologi, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Naughton, 1973, Ekologi Umum edisi ke-2, Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Odum, Eugene, 1993,  Dasar-Dasar Ekologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Resosoedarmo, Soedjiran, 1990, Pengantar Ekologi, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta.

Soegianto, Agoes, 1994,  Ekologi Kuantitatif,  Penerbit Usaha Nasional, Surabaya.

Umar, M. R., 2013, Penuntun Praktikum Ekologi Umum, Universitas Hasanuddin, Makassar.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar