Senin, 23 Maret 2015

PERCOBAAN IX INDEKS KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI PADANG RUMPUT

LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN IX
INDEKS KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI PADANG RUMPUT

NAMA                       : BASRAWATI DAMING
NIM                            : H41113311
KELOMPOK            : VII (TUJUH) B
HARI/ TANGGAL   : SELASA/ 04 MARET 2014
ASISTEN                   : YULIANI
                                                  SUCI MUSLIMAH



 



















LABORATORIUM ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Setiap tingkatan biologi sangat penting bagi kelangsungan hidup spesies dan komunitas alami dan kesemunya penting bagi manusia. Keanekaragaman spesies mewakili anekaragam adaptasi evolusi dan ekologi suatu spesies pada lingkungan tertentu. Keanekaragaman spesies menyediakan bagi manusia sumberdaya alternatifnya (Umar, 2014).
Keanekaragaman hayati merupakan kekayaan hidup organisme di bumi yang berupa tumbuhan, hewan, mikroorganisme dan genetika yang dikandungnya serta ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan hidup. Dimana kita ketahui bahwa ekosistem adalah suatu sistem dialam yang terdapat hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya juga dengan lingkungannya (Umar, 2014).
Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk dapat menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas  sangat diperlukan pengetahuan / keterampilan dalam melakukan identifikasi hewan karena itu untuk kajian dalam komunitas dan indeks keanekaragaman sering didasarkan pada kelompok hewan misalnya familia, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan pengalaman. Mengingat keragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di daerah tropis jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Umar, 2014).
Untuk beberapa tujuan yang praktis ada suatu cara penentuan untuk menduga indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas tanpa harus mengetahui nama masing-masing jenis hewan dan kelompok hewan. Kemampuan yang diperlukan hanya menyatakan, apakan kedua jenis hewan sama atau tidak/berbeda pada pola urutan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode itu dikemukakan oleh Kennedy (Setiadi, 1990).
 Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk mengetahui indeks keanekaragaman serangga dipadang rumput dengan  menggunakan indeks Kennedy dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi populasi di suatu daerah.
1.2  Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan Indeks Keanekaragaman Serangga di Padang Rumput, yaitu :
1.  Menentukan indeks keanekaragaman serangga yang terdapat di padang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy.
2.  Melatih keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan rumus-rumus sederhana dan cepat dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.

1.3  Waktu dan Tempat Percobaan
  Pada percobaan Indeks Keanekaragaman Serangga di Padang Rumput  dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 25 Maret 2014, Pukul 14.00–17.00 WITA, yang bertempat di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan sampel dilaksanakan pada hari Selasa tanggal  24 Maret 2014 pukul 06.00-08.00 di padang rumput sekitar Danau Universtas Hasanuddun, Makassar.



BAB II
                                             TINJAUAN PUSTAKA
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya (Umar, 2014).
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen pembentuk ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur misalnya pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air (Campbell, dkk., 2008).
Ekosistem adalah  suatu  faktor lingkungan yang melibatkan unsur-unsur biotik (makhluk hidup) dan faktor-faktor fisik berupa kimia, air, tanah serta kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya. Perpaduan antara tanah dan iklim yang beraneka ragam, letak geografi yang membentang luas serta jenis-jenis makhluk hidup yang sangat bervariasi akan mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam (Campbell, dkk., 2008).
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi
atau komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya seekor kelinci,seekor serigala atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk  populasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas sangat diperlukan pengetahuan/keterampilan yang sangat penting dalam mengidentifikasi hewan. Pada saat tertentu setiap populasi memiliki batas geografi dan juga ukuran populasi atau jumlah individu yang yang dicukupnya contoh dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi (emigrasi dan imigrasi)     (Oman, 2008).
Sebuah populasi merupakan sebuah antitas yang lebih abstrak dibandingkan dengan suatu organisme atau suatu sel namun populasi memiliki suatu kumpulan karakteristik yang hanya berlaku bagi tingkat organisme biologi tersebut. Kita dapat membayangkan sebuah populasi sebagai individu-individu yang terdiri dari spesies tunggal yang secara bersama-sama menempati suatu luas wilayah yang sama. Pada saat tertentu setiap populasi memiliki batas geografi dan juga ukuran populasi atau jumlah individu yang yang dicakupnya dan batas suatu populasi merupakan batas alamiah dan juga karakteristik putus setiap populasi adalah kepadatannya dan penyebarannya (Campbell, dkk., 2004).
Keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya alam yang akan memberikan manfaat-manfaatnya (Umar, 2014) sebagai berikut :
a. Pemanfaatan untuk kepentingan konsumsi
Meliputi kegiatan pemanfaatan sumberdaya secara langsung yang bersifat komersial, jenis pemanfaatan ini dapat menawarkan jaminan keamanan ingkungan dan tidak ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya.
b. Pemanfaatan untuk kepentingan produksi
Jenis pemanfaatan ini lebih bersifat komersial yang sering tidak mencerminkan sifat keberlanjutan. Pemanfaatan ini meliputi kegiatan pariwisata karena banyak habitat alam memiliki nilai keindahan dan rekreatif yang tinggi.
c. Pemanfaatan untuk kepentingan non konsumtif
            Merupakan kegiatan pemanfaatan yang mengandalkan proses-proses alam seperti halnya pengendalian erosi, cuaca, siklus karbon dan sebagainya.
Punahnya spesies adalah masalah lain yang mendesak hal ini terjadi karena eksploitasi berlebihan dan kerusakan habitat serta kurangnya upaya rehabilitasi, penangkaran dan peternakan hewan maupun tanaman liar yang berpotensi ekonomi tinggi. Penyebab atau ancaman pada keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh kegiatan manusia (Umar, 2014) sebagai berikut :
1. Perusakan dan fragmentasi habitat.
2. Introduksi spesies eksotik (pendatang) dan penyebaran penyakit.
3. Eksploitasi spesies hewan dan tumbuhan secara berlebihan.
4. Pencemaran tanah, air dan udara.
5. Perubahan iklim global dan regional.
6. Industri pertanian dan kehutanan.
Salah satu kekayaan sumber daya hayati berupa fauna adalah serangga. Serangga merupakan salah satu kelas dalam filum Arthropoda yang paling  banyak  jumlahnya. Lebih kurang 70% dari filum Arthropoda yang ada di dunia adalah serangga. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala (caput ), dada ( thoraks ) dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat sepasang antena yang ukurannya sangat bervariasi dan mulut yang memiliki berbagai tipe sesuai dengan jenis makananya  ada yang memiliki tipe mulut untuk menggigit,  mengunyah, menghisap, menyerap, menjilat, dan menusuk serta modifikasi bentuk mulut lainnya. Bagian dada pada serangga terdiri dari tiga segmen masing-masing didukung oleh sepasang kaki sehingga serangga mempunyai enam kaki (heksapoda). Berbeda dengan hewan Arthropoda lainnya, pada toraks insekta terdapat dua pasang sayap  masing-masing pada segmen dada kedua dan ketiga. Adanya sayap memungkinkan kelompok serangga dapat terbang dan berpindah ketempat yang jauh. Bagian perut pada dasarnya terdiri dari 12 ruas tetapi pada beberapa serangga hanya mempunyai 6-8 ruas karena ada ruas-ruas bagian perut yang mereduksi (Odum, 1993).
Serangga memiliki potensi biotik sangat besar menyebabkan pertambahan
jumlah indidvidu dalam populasi sangat besar pula sedangkan daya dukung lingkungan yakni ruang dan makanan tetap sehingga pada suatu saat daya dukung tersebut tidak dapat lagi menunjang besarnya populasi. Keadaan seperti ini menyebabkan tercapainya titik kejenuhan (carrying capacity) populasi. Pada keadaan tersebut kecepatan tumbuh populasi akan mencapai puncaknya karena besarnya populasi tidak lagi diimbangi oleh daya dukung lingkungan yang nantinya akan menjadi faktor penghambat pertumbuhan populasi selanjutnya. Faktor tersebut ditulis sebagai (K – N) / K sehingga persamaan pertumbuhan populasi pada lingkungan terbatas mengikuti persamaan yang diturunkan oleh Verhulst – Pearl sebagai berikut (Tarumingkeng, 1992) :
Nt = No. er (K – N)t atau dN/dt = r N (K –N)





BAB III
METODE PERCOBAAN

III.1 Alat
            Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu botol sampel, botol pembunuh, pinset dan sweeping net.

III.2 Bahan
            Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kertas, alkohol dan serangga yang tertangkap.

III.3     Cara Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah :
a. Cara pengambilan sampel
1.      Dipilih lokasi padang rumput yang ada disekitar kampus yaitu di sekitar danau kampus kemudian dilakukan penangkapan serangga dengan menggunakan sweeping net.
2.      Diayunkan sweeping net ke kiri dan ke kanan di permukaan padang rumput, setiap melangkah dilakukan 1 kali ayunan. Dilakukan 20 kali ayunan (20 langkah), 10 langkah kedepan kemudian berbalik arah dan melangkah lagi 10 langkah.
3.      Ditutup pangkal sweeping net agar serangga yang tertangkap tidak lepas kemudian masukkan kedalam botol pembunuh yang berisi alkohol. Dibiarkan  sampai serangga mati.
4.      Lakukan penangkapan dengan  sweeping net  dengan jumlah ayunan dan langkah yang sama di tempat yang berbeda.
b. Cara kerja dilaboratorium
1.      Dilakukan pengamatan dan perhitungan.
2.      Diambil serangga satu per satu secara acak menggunakan pinset.
3.      Diambil dan diamati serangga no.1, kemudian diletakkan pada kertas, diambil dan diamati serangga no.2 dan letakkan berdampingan serangga no.1 diatas kertas dan beri tanda + apabila kedua serangga tersebut tidak sejenis atau beda, tetapi apabila sama, maka beri tanda 0 pada lembar kerja kemudian lanjutkan pengamatan dengan sampel no.3 dan seterusnya kepada semua sampel (serangga).
5.      Dibandingkan serangga (sampel) tersebut hanya dengan hewan sebelumnya.
6.      Dilakukan perhitungan indeks keanekaragaman atau indeks diversitas (I.D.) Kennedy :
ID Kennedy = Jumlah tanda + / Jumlah serangga yang diamati










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. 1  Hasil
IV. 1. 1  Tabel
a.      Pengamatan Lokasi I
      Tabel 1. Pengamatan Lokasi I
Urutan Spesimen
Jumlah Tanda +
+0++++0+++000+0+00
+++++
N = 10
N  = 5

a.      Pengamatan Lokasi II
Tabel 1. Pengamatan Lokasi II
Urutan Spesimen
Jumlah Tanda +
+++++
+++++
N = 5
N  = 5

IV.1. 2 Analisa Data
1.    Pada Lokasi I
ID Kennedy     =      
                    =   
 =  0,55 (Tingkat keanekaragamaan sedang)
2.    Lokasi II
ID Kennedy    =    
                   = 
= 1 (Tingkat keanekaragaman tinggi)
Parameter Keanekaragaman
-        < 0,5        = Rendah
-        0,5 – 0,7  = Sedang
-        0,7 – 1,0  = Tinggi
VI. 2       Pembahasan
Keanekaragaman adalah variabilitas antara makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan, ekosistem-ekosistem perairan dan termasuk juga keanekaragaman dalam spesies di antara spesies dan ekosistemnya. Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang) karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki enam").
Dalam percobaan ini alat yang digunakan adalah sweeping net (perangkap serangga) yang berfungsi sebagai alat untuk menangkap serangga di padang rumput dan botol sampel yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung serangga yang telah ditangkap. Dimana percobaan ini dilakukan pengambilan sampel di padang rumput.
Dalam percobaan ini, diperoleh hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman Kennedy yaitu pada lokasi pertama adalah 0,55 dan pada lokasi kedua adalah 1. Dengan melihat nilai Indeks Kennedy pada lokasi pertama  dari hasil perhitungan di mana nilai yang diperoleh 0,55 ini menandakan tingkat keanekaragaman serangga di padang rumput sekitar danau Unhas tergolong sedang sedangkan pada lokasi kedua indeks Kennedy adalah 1 dimana ini tingkat keanekaragaman serangganya tinggi.
Keanekaragaman organisme di suatu tempat dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut adalah faktor udara, tanah, organisme dan beberapa faktor stabil, yaitu ketinggian, lintang, letak dan pH. Jumlah spesies dalam komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keanekaragaman spesies akan bertambah bila habitat stabil atau sesuai dengan komunitas bersangkutan.
Dengan keadaan lingkungan yang relatif stabil,   serangga masih dapat
menambah atau memperbesar jumlah populasinya serta memperbanyak variasi
individunya tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti populasi dari serangga akan berkurang begitu pula dengan keanekaragamannya karena dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya pencemaran lingkungan, aktivitas manusia yang dapat mempersempit habitat serangga tersebut serta makanan yang tersedia mulai berkurang sehinnga tingkat kompetisi antara serangga menjadi tinggi sehingga serangga banyak yang melakukan emigrasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan ditemukan bahwa indeks keanekaragaman serangga di padang rumput tepatnya di sekitar danau, dikategorikan tinggi dan sedang karena diakibatkan oleh faktor lingkungan dan serangga mampu beradaptasi karena lokasi pengamatan itu yang memiliki padang rumput yang subur.









BAB V
PENUTUP

V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Dalam percobaan diperoleh hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman Kennedy yaitu pada lokasi pertama adalah 0,55 dan pada lokasi kedua adalah 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman adalah udara, tanah, organisme dan beberapa faktor stabil yaitu ketinggian, lintang, letak dan pH.
2.    Perhitungan Indeks Kennedy dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yaitu ID Kennedy =  

V.2 Saran
            Dalam melakukan percobaan ini diperlakukan ketelitian dan kecermatan agar percobaan atau hasil percobaannya tidak menyimpang.





DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., J. B. Reece, and L. A. Urry., 2008, Biologi Edisi kedelapan jilid 3, Erlangga, Jakarta.

Campbell, Reece, Mitchell. 2004, Biologi Edisi Kelima Jilid 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Odum, Eugene, 1993, Dasar-Dasar Ekologi, Universitas Gadjah Mada,       Yogyakarta.

Oman, 2008,  Ekosistem  Darat,  http://sumbermakalah.blogspot.com/, diakses pada hari Minggu tanggal 8 April 2012. Pukul 21.00 WITA.

Setiadi, D., 1990, Dasar-Dasar Ekologi, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Tarumingkeng, 1992, Dinamika Populasi Serangga, Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, Surabaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar