LAPORAN PRAKTIKUM
EKOLOGI UMUM
PERCOBAAN
IX
INDEKS KEANEKARAGAMAN SERANGGA DI PADANG RUMPUT
NAMA : BASRAWATI
DAMING
NIM : H41113311
KELOMPOK : VII (TUJUH) B
HARI/ TANGGAL : SELASA/ 04 MARET 2014
ASISTEN : YULIANI
SUCI MUSLIMAH
LABORATORIUM
ILMU LINGKUNGAN DAN KELAUTAN
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PNGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Setiap tingkatan biologi sangat penting bagi kelangsungan hidup
spesies dan komunitas alami dan kesemunya penting bagi manusia. Keanekaragaman
spesies mewakili anekaragam adaptasi evolusi dan ekologi suatu spesies pada
lingkungan tertentu. Keanekaragaman spesies menyediakan bagi manusia sumberdaya
alternatifnya (Umar, 2014).
Keanekaragaman
hayati merupakan kekayaan hidup organisme di bumi yang berupa tumbuhan, hewan,
mikroorganisme dan genetika yang dikandungnya serta ekosistem yang dibangunnya menjadi lingkungan
hidup. Dimana kita ketahui bahwa ekosistem adalah suatu sistem dialam yang
terdapat hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme lainnya juga
dengan lingkungannya (Umar, 2014).
Secara umum dapat
dikatakan bahwa untuk dapat menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas sangat diperlukan pengetahuan / keterampilan
dalam melakukan identifikasi hewan karena itu untuk kajian dalam komunitas
dan indeks keanekaragaman sering didasarkan pada kelompok hewan misalnya
familia, ordo atau kelas dan hal ini pun dibutuhkan cukup keterampilan dan
pengalaman. Mengingat keragaman spesies dan jumlah hewan yang berada di daerah
tropis jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan daerah beriklim dingin (Umar,
2014).
Untuk beberapa tujuan yang praktis ada suatu cara
penentuan untuk menduga indeks keanekaragaman suatu habitat/komunitas tanpa
harus mengetahui nama masing-masing jenis hewan dan kelompok hewan. Kemampuan
yang diperlukan hanya menyatakan, apakan kedua jenis hewan sama atau
tidak/berbeda pada pola urutan pengambilan sampel yang dilakukan secara acak
pada saat pengamatan di laboratorium atau di lapangan secara langsung, metode
itu dikemukakan oleh Kennedy (Setiadi, 1990).
Oleh karena itu dilakukan percobaan ini untuk
mengetahui indeks keanekaragaman serangga dipadang rumput dengan menggunakan indeks Kennedy dan mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi populasi di suatu daerah.
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan
percobaan Indeks
Keanekaragaman Serangga di Padang Rumput, yaitu :
1. Menentukan
indeks keanekaragaman serangga yang terdapat di padang rumput dengan
menggunakan indeks Kennedy.
2. Melatih
keterampilan mahasiswa dalam menerapkan teknik-teknik sampling organisme dan
rumus-rumus sederhana dan cepat dalam memprediksi keadaan suatu komunitas.
1.3 Waktu dan Tempat Percobaan
Pada
percobaan Indeks Keanekaragaman Serangga di Padang Rumput dilaksanakan
pada hari Selasa, tanggal 25 Maret 2014, Pukul 14.00–17.00 WITA, yang bertempat
di Laboratorium Biologi Dasar, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. Pengambilan sampel
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24
Maret 2014 pukul 06.00-08.00 di padang rumput sekitar Danau Universtas
Hasanuddun, Makassar.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas
adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan yang
secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya yaitu
mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan dan mikroorganisme serta ekosistem dan
proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya (Umar,
2014).
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa
dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap
unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Komponen-komponen pembentuk
ekosistem adalah komponen hidup (biotik) dan komponen tak hidup (abiotik). Kedua
komponen tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur misalnya pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari
ikan, tumbuhan air, plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik
sedangkan yang termasuk komponen abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan
oksigen yang terlarut dalam air (Campbell, dkk., 2008).
Ekosistem adalah suatu faktor lingkungan yang melibatkan unsur-unsur
biotik (makhluk hidup) dan faktor-faktor fisik berupa kimia, air, tanah serta
kimia (keasaman, salinitas) yang saling berinteraksi satu sama lainnya.
Perpaduan antara tanah dan iklim yang beraneka ragam, letak geografi yang
membentang luas serta jenis-jenis makhluk hidup yang sangat bervariasi akan
mengakibatkan ekosistem yang terbentuk juga beraneka ragam (Campbell, dkk., 2008).
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi
atau komunitas.
Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya seekor kelinci,seekor serigala atau
individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat
tertentu akan membentuk populasi. Secara umum dapat dikatakan bahwa untuk
menentukan indeks keanekaragaman suatu komunitas sangat diperlukan
pengetahuan/keterampilan yang sangat penting dalam mengidentifikasi hewan. Pada
saat tertentu setiap populasi memiliki batas geografi dan juga ukuran populasi
atau jumlah individu yang yang dicukupnya contoh dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok srigala.
Jumlah anggota populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran, kematian,
dan migrasi (emigrasi dan imigrasi) (Oman, 2008).
Sebuah populasi merupakan sebuah antitas yang lebih abstrak dibandingkan
dengan suatu organisme atau suatu sel namun populasi memiliki suatu kumpulan
karakteristik yang hanya berlaku bagi tingkat organisme biologi tersebut. Kita
dapat membayangkan sebuah populasi sebagai individu-individu yang terdiri dari
spesies tunggal yang secara bersama-sama menempati suatu luas wilayah yang
sama. Pada saat tertentu setiap populasi memiliki batas geografi dan juga
ukuran populasi atau jumlah individu yang yang dicakupnya dan batas suatu
populasi merupakan batas alamiah dan juga karakteristik putus setiap populasi
adalah kepadatannya dan penyebarannya (Campbell, dkk., 2004).
Keanekaragaman hayati merupakan sumberdaya alam yang akan memberikan
manfaat-manfaatnya (Umar, 2014) sebagai berikut :
a. Pemanfaatan
untuk kepentingan konsumsi
Meliputi
kegiatan pemanfaatan sumberdaya secara langsung yang bersifat komersial, jenis
pemanfaatan ini dapat menawarkan jaminan keamanan ingkungan dan tidak
ketergantungan masyarakat terhadap sumberdaya.
b. Pemanfaatan
untuk kepentingan produksi
Jenis
pemanfaatan ini lebih bersifat komersial yang sering tidak mencerminkan sifat
keberlanjutan. Pemanfaatan ini meliputi kegiatan pariwisata karena banyak
habitat alam memiliki nilai keindahan dan rekreatif yang tinggi.
c. Pemanfaatan
untuk kepentingan non konsumtif
Merupakan kegiatan pemanfaatan yang
mengandalkan proses-proses alam seperti halnya pengendalian erosi, cuaca,
siklus karbon dan sebagainya.
Punahnya spesies adalah masalah lain yang mendesak hal ini terjadi
karena eksploitasi berlebihan dan kerusakan habitat serta kurangnya upaya
rehabilitasi, penangkaran dan peternakan hewan maupun tanaman liar yang
berpotensi ekonomi tinggi. Penyebab atau ancaman pada keanekaragaman hayati yang
disebabkan oleh kegiatan manusia (Umar, 2014) sebagai berikut :
1. Perusakan
dan fragmentasi habitat.
2. Introduksi
spesies eksotik (pendatang) dan penyebaran penyakit.
3. Eksploitasi
spesies hewan dan tumbuhan secara berlebihan.
4. Pencemaran
tanah, air dan udara.
5. Perubahan
iklim global dan regional.
6. Industri
pertanian dan kehutanan.
Salah satu kekayaan sumber daya hayati berupa fauna adalah serangga.
Serangga merupakan salah satu kelas dalam filum Arthropoda yang paling banyak
jumlahnya. Lebih kurang 70% dari filum Arthropoda yang ada di dunia
adalah serangga. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala
(caput ), dada ( thoraks ) dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat sepasang
antena yang ukurannya sangat bervariasi dan mulut yang memiliki berbagai tipe sesuai
dengan jenis makananya ada yang memiliki
tipe mulut untuk menggigit, mengunyah,
menghisap, menyerap, menjilat, dan menusuk serta modifikasi bentuk mulut
lainnya. Bagian dada pada serangga terdiri dari tiga segmen masing-masing didukung
oleh sepasang kaki sehingga serangga mempunyai enam kaki (heksapoda). Berbeda
dengan hewan Arthropoda lainnya, pada toraks insekta terdapat dua pasang sayap masing-masing pada segmen dada kedua dan
ketiga. Adanya sayap memungkinkan kelompok serangga dapat terbang dan berpindah
ketempat yang jauh. Bagian perut pada dasarnya terdiri dari 12 ruas tetapi pada
beberapa serangga hanya mempunyai 6-8 ruas karena ada ruas-ruas bagian perut
yang mereduksi (Odum, 1993).
Serangga memiliki potensi biotik sangat besar menyebabkan pertambahan
jumlah
indidvidu dalam populasi sangat besar pula sedangkan daya dukung lingkungan
yakni ruang dan makanan tetap sehingga pada suatu saat daya dukung tersebut
tidak dapat lagi menunjang besarnya populasi. Keadaan seperti ini menyebabkan
tercapainya titik kejenuhan (carrying capacity) populasi. Pada keadaan tersebut
kecepatan tumbuh populasi akan mencapai puncaknya karena besarnya populasi
tidak lagi diimbangi oleh daya dukung lingkungan yang nantinya akan menjadi
faktor penghambat pertumbuhan populasi selanjutnya. Faktor tersebut ditulis
sebagai (K – N) / K sehingga persamaan pertumbuhan populasi pada lingkungan
terbatas mengikuti persamaan yang diturunkan oleh Verhulst – Pearl sebagai
berikut (Tarumingkeng, 1992) :
Nt = No. er (K
– N)t atau dN/dt = r N (K –N)
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam
percobaan ini yaitu botol sampel, botol pembunuh, pinset
dan sweeping net.
III.2 Bahan
Bahan-bahan
yang digunakan dalam percobaan ini yaitu kertas,
alkohol dan serangga yang tertangkap.
III.3 Cara
Kerja
Cara kerja pada percobaan ini adalah :
a. Cara pengambilan sampel
1. Dipilih lokasi padang rumput yang
ada disekitar kampus yaitu di sekitar danau kampus kemudian dilakukan
penangkapan serangga dengan menggunakan sweeping
net.
2. Diayunkan sweeping net ke kiri dan ke kanan di permukaan padang rumput,
setiap melangkah dilakukan 1 kali ayunan. Dilakukan 20 kali ayunan (20 langkah),
10 langkah kedepan kemudian berbalik arah dan melangkah lagi 10 langkah.
3. Ditutup pangkal sweeping net agar serangga yang tertangkap tidak lepas kemudian
masukkan kedalam botol pembunuh yang berisi alkohol. Dibiarkan sampai serangga mati.
4. Lakukan penangkapan dengan sweeping
net dengan jumlah ayunan dan langkah
yang sama di tempat yang berbeda.
b. Cara kerja dilaboratorium
1. Dilakukan pengamatan dan
perhitungan.
2. Diambil serangga satu per satu
secara acak menggunakan pinset.
3. Diambil dan diamati serangga no.1,
kemudian diletakkan pada kertas, diambil dan diamati serangga no.2 dan letakkan
berdampingan serangga no.1 diatas kertas dan beri tanda + apabila kedua
serangga tersebut tidak sejenis atau beda, tetapi apabila sama, maka beri tanda
0 pada lembar kerja kemudian lanjutkan pengamatan dengan sampel no.3 dan
seterusnya kepada semua sampel (serangga).
5. Dibandingkan serangga (sampel)
tersebut hanya dengan hewan sebelumnya.
6. Dilakukan perhitungan indeks
keanekaragaman atau indeks diversitas (I.D.) Kennedy :
ID Kennedy = Jumlah tanda + / Jumlah
serangga yang diamati
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
VI. 1 Hasil
IV. 1. 1 Tabel
a.
Pengamatan Lokasi I
Tabel 1.
Pengamatan Lokasi I
Urutan Spesimen
|
Jumlah Tanda +
|
+0++++0+++000+0+00
|
+++++
|
N = 10
|
N = 5
|
a.
Pengamatan Lokasi II
Tabel 1. Pengamatan Lokasi II
Urutan Spesimen
|
Jumlah Tanda +
|
+++++
|
+++++
|
N = 5
|
N = 5
|
IV.1. 2 Analisa Data
1. Pada Lokasi I
ID Kennedy =
=
= 0,55 (Tingkat keanekaragamaan sedang)
2. Lokasi II
ID Kennedy
=
=
= 1 (Tingkat keanekaragaman tinggi)
Parameter Keanekaragaman
- < 0,5 = Rendah
-
0,5
– 0,7 = Sedang
-
0,7
– 1,0 = Tinggi
VI. 2 Pembahasan
Keanekaragaman adalah
variabilitas antara makhluk hidup dari semua sumber daya, termasuk di daratan,
ekosistem-ekosistem perairan dan termasuk juga keanekaragaman dalam spesies di
antara spesies dan ekosistemnya. Serangga
(disebut pula Insecta,
dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang) karena itulah mereka
disebut pula Hexapoda
(dari bahasa
Yunani
yang berarti "berkaki enam").
Dalam
percobaan ini alat yang digunakan adalah sweeping net (perangkap
serangga) yang berfungsi sebagai alat untuk menangkap serangga di padang
rumput dan botol sampel yang berfungsi sebagai wadah untuk menampung serangga
yang telah ditangkap. Dimana percobaan ini dilakukan pengambilan sampel di
padang rumput.
Dalam percobaan ini, diperoleh hasil perhitungan Indeks
Keanekaragaman Kennedy yaitu pada lokasi pertama adalah 0,55 dan pada lokasi kedua
adalah 1.
Dengan melihat nilai Indeks Kennedy pada lokasi pertama dari hasil
perhitungan di mana nilai yang diperoleh 0,55 ini menandakan tingkat keanekaragaman
serangga di padang rumput sekitar danau Unhas tergolong sedang sedangkan pada lokasi kedua
indeks Kennedy adalah 1 dimana ini tingkat keanekaragaman serangganya tinggi.
Keanekaragaman organisme di suatu tempat
dipengaruhi oleh beberapa faktor tersebut adalah faktor udara, tanah, organisme
dan beberapa faktor stabil, yaitu ketinggian, lintang, letak dan pH. Jumlah
spesies dalam komunitas adalah penting dari segi ekologi karena keanekaragaman
spesies akan bertambah bila habitat stabil atau sesuai dengan komunitas
bersangkutan.
Dengan keadaan lingkungan yang relatif stabil, serangga masih dapat
menambah atau memperbesar jumlah populasinya serta memperbanyak variasi
individunya tetapi tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti populasi dari serangga
akan berkurang begitu pula dengan keanekaragamannya karena dipengaruhi oleh
berbagai faktor misalnya pencemaran lingkungan, aktivitas manusia yang dapat
mempersempit habitat serangga tersebut serta makanan yang tersedia mulai
berkurang sehinnga tingkat kompetisi antara serangga menjadi tinggi sehingga
serangga banyak yang melakukan emigrasi. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan
ditemukan bahwa indeks keanekaragaman serangga di padang rumput tepatnya di
sekitar danau, dikategorikan tinggi dan
sedang karena diakibatkan oleh faktor lingkungan dan
serangga mampu beradaptasi karena lokasi pengamatan itu yang memiliki padang
rumput yang subur.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dalam
percobaan diperoleh hasil perhitungan Indeks Keanekaragaman Kennedy yaitu pada
lokasi pertama adalah 0,55 dan pada lokasi kedua adalah 1. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keanekaragaman adalah udara, tanah, organisme dan beberapa faktor
stabil yaitu ketinggian, lintang, letak dan pH.
2.
Perhitungan Indeks Kennedy dapat dilakukan dengan menggunakan rumus yaitu ID Kennedy =
V.2 Saran
Dalam melakukan percobaan ini diperlakukan ketelitian
dan kecermatan agar percobaan atau hasil percobaannya tidak menyimpang.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.
A., J. B. Reece, and L. A. Urry., 2008, Biologi
Edisi kedelapan jilid 3, Erlangga, Jakarta.
Campbell,
Reece, Mitchell. 2004, Biologi Edisi
Kelima Jilid 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Odum, Eugene,
1993, Dasar-Dasar Ekologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Oman, 2008, Ekosistem
Darat, http://sumbermakalah.blogspot.com/, diakses pada hari Minggu tanggal 8 April 2012. Pukul
21.00 WITA.
Setiadi, D., 1990, Dasar-Dasar
Ekologi, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Tarumingkeng,
1992, Dinamika Populasi Serangga,
Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, Surabaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar